Rabu, 29 September 2010

masalah-masalah khusus pada gerontik

MASALAH-MASALAH KHUSUS PADA GERONTIK
Bila seseorang bertambah tua, kemampuan fisik dan mental hidupnya pun akan perlahan-lahan tetapi pasti akan menurun. Sebagai akibatnya, aktivitas hidupnya akan ikut terpengaruh, yang pada akhirnya akan dapat mengurangi kesigapan seseorang
Secara umum menjadi tua atau menua ditandai oleh kemunduran-kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain :
1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai timbul keriput serta garis-garis yang menetap
2. Rambut pada kepala mulai emutih atau beruban
3. Gigi mulai lepas
4. Penglihatan dan pendengaran mulai berkurang
5. Mudah lelah serta mudah jatuh
6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah
Adapun masalah-masalah khusus yang terjadi pada gerontik selalu berkaitan dengan:
1. Nutrisi
Pada lansia, keluhan seperti perut kembung dan perasaan tidak enak diperut seringkali terjadi.hal ini disebabkan oleh makanan yang kurang bias dicernakaan akibat menurunnya fungsi kelenjar pencernaan. Selain itu juga disebabkan oleh berkurangnya toleransi terhadap makanan terutama yang mengandung lemak. Keluhan lain yang sering dijumpai adalah konstipasi dan kurangnya nafsu makan. Dengan proses menua bisa terjadi gangguan motilitas otot polos esophagus, juga bisa terjadi refluks disease. Insidensi ini mencapai puncaknya pada usia 60 tahun sampai dengan 70 tahun.
Penyebab gangguan nutrisi pada lanjut usia adalah :
a. Penurunan alat penciuman dan pengecap
b. Penguyahan yang kurang sempurna
c. Gigi yang tidak lengkap
d. Rasa penuh pada perut dan susah buang air besar
e. Melemah otot-otot lambung dan usus
Masalah-masalah gizi yang sering timbul pada lanjut usia adalah gizi berlebihan, gizi kurang, kurang vitamin, dan kelebihan vitamin. Maka dari itu, kebutuhan nutrisi pada lanjut usia (gerontik) sangat perlu untuk diperhatikan agar tidak terjadi masalah-masalah gizi tersebut diatas.
Kalori yang dibutuhkan oleh tiap individu berbeda. Tergantung dari keadaan lanjut usia, gemuk atau kurus, serta disertai dengan adanya demam atau tidak. Pada laki-laki dibutuhkan sebanyak 2100 kalori/hari dan perempuan adalah 1700 kalori/hari dengan ketentuan karbohidrat 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan. Pada lanjut usia, lemak tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan hambatan pencernaan dan terjadi penyakit. Namun, lemak juga tetap dibutuhkan hanya dalam jumlah 15% sampai dengan 20% dari total kebutuhan kalori. Protein digunakan oleh tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak dan diperlukan sebanyak 20% sampai dengan 25% dari total kalori yang dibutuhkan. Vitamin dan mineral sama dengan usia muda kebutuhannya. Air dibutuhkan sebanyak 6-8 gelas/hari.
Perencanaan makanan perlu dilakukan pada lansia guna mencegah terjadinya permasalah gizi atau penyakit pada lambung seperti gastritis, ulkus peptikum, dan diabetes mellitus. Adapun perencanaan makanan yang dapat dibuat adalah :
a. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makanan hendaknya diatur merata dalam satu hari.
b. Banyak minum dan hindari konsumsi garam. Dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya tekanan darah tinggi.
c. Membatasi penggunaan kalori hingga berat dalam batas normal, terutama makanan yang manis-manis.
d. Bagi para klien lanjut usia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Makanlah makanan yang mudah dicerna
 Hindari makanan yang terlalu manis, asin, gurih, dan goreng-gorengan
 Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak dan lembek
 Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan
e. Batasi minum teh dan kopi





Menu seimbang bagi lanjut usia
Menu adalah susunan hidangan yang dipersiapkan atau disajikan pada waktu makan. Menu seimbang untuk lanjut usia adalah susunan makanan yang mengandung cukup semua unsure gizi yang dibutuhkan oleh lanjut usia.
Syarat menu seimbang untuk lanjut usia sehat
a. Mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan yang terdiri dari zat tenaga,, zat pembangun, dan zat pengatur
b. Jumlah kalori yang baik dikonsumsi oleh lanjut usia adalah hidrat arang kompleks seperti sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian
c. Dianjurkan mengandung tinggi serat yang bersumber pada buah, dan sayur
d. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium dan zat besi
e. Membatasi penggunaan garam dan penggunaan alcohol
f. Bahan makanan sumber gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan mudah dicerna
Syarat menu untuk lanjut usia dengan berat badan yang kurang
a. Jika lanjut usia mengalami kekurangan berat badan, makanan yang diberikan adalah makanan yang mengandung tinggi kalori dan tinggi protein.
b. Diit TKTP terdiri dari TKTP I dan TKTP II
c. Bahan makanan yang baik diberikan adalah ayam, telur, hati, susu, keju, dan ikan. Sebagai sumber protein nabati maka baik diberikan kacang-kacangan, tahu, oncom, dan tempe.
d. Cara pemberian makanan lanjut usia dengan berat badan yang rendah adalah makanan biasa dengan diberi makanan tambahan.
Syarat menu lanjut usia dengan berat badan lebih
a. Jika berat badan lebih, maka harus mengurangi konsumsi energy sampai menapai berat badan normal.
b. Diit rendah kalori unuk lanjut usia harus memenuhi syarat sebagai berikut kalori dikurangi 500 sampai 100 kalori dari kebutuhan normalnya, pengurangan kalori sebaiknya dari pengurangan karbohidrat dan lemak.
c. Protein diberikan dalam jumlah yang normal dapat juga diatas kebutuhan normal yaitu 1-1.5 gram per kg berat badan.
d. Serat dan vitamin tetap diberikan dalam jumlah seperti biasa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan kepada lansia adalah :
a. Apakah makanan yang disajikan cukup memenuhi kebutuhan gizi
b. Sajikan makanan tersebut pada waktunya secara teratur serta dalam prsi yang kecil saja
c. Jangan menunjukkan rasa bosan dalam melayani klien lanjut usia, tetapi tunjukkanlah wajah yang cerah dan gembira
d. Berikan makan bertahap dan bervariasi terutama apbila nafsu makannya berkurang
e. Perhatikan makanan apa saja yang disukai ataupun yang tidak disukai
f. Jika mendapat diit tertentu perhatikan diit tersebut
g. Beri makanan yang lunak untuk menghindari konstipasi

2. Aktivitas istirahat dan keluarga
Pada lanjut usia, penyakit pada sendi adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan sendi-sendi tulang yang banyak dijumpai pada lanjut usia, terutama yang gemuk. Hampir 8% orang-orang berusia 50 tahun keatas mepunyai keluhan pada sendi-sendinya, misalnya linu-linu, pegal, dan kadang terasa nyeri. Biasanya yang terkena adalah jari-jari, tulang punggung, sendi penahan berat tubuh. Nyeri pada sendi disebabkan oleh gout. Hal ini disebabkan gangguan metabolisme asam urat dalam tubuh.
Terjadinya osteoporosis ini menyebabkan tulang-tulang lanjut usia mudah patah sehingga akan sulit sembuhnya. Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut usia jatuh.
Menurut Ruben, 1996 (Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. Boedhi Darmojo, 1999) jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian yang mengakibatkan sesorang mendadak terbarik, terduduk di lantai,atau tempat yang lebih rendah, dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Factor yang sangat berperan besar terjadinya jatuh pada lanjut usia adalah uskuloskeletal. Gangguan musculoskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis, misalnya :
a. Kekakuan jaringan penghubung
b. Berkurangnya massa otot
c. Perlambatan konduksi saraf
d. Penurunan visus atau lapang pandang
Semua perubahan tersebut menyebabkan kelambanan bergerak, langkah yang pendek-pendek, penurunan irama, kaki yang tidak dapat menapak dengan kuat dan cenderung gampang goyah, susah terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan.
Selain terjadi penurunan aktivitas, pada lanjut usia juga mengalai gangguan tidur atau pola tidur yang memendek. Irwin Feinberg mengungkapkan bahwa sejak meninggalkan masa remaja kebutuhan tidur seseorang menjadi relative tetap. Factor usia merupakan factor terpenting yang berpengaruh terhadap kualitas tidur.
Pada kelompok lanjut usia hanya dijumpai 7% kasus yang mengeluh mengenai masalah tidur. Hal yang sama dijumpai pada 22% kasus pada kelompok usia tujuh puluhan. Gangguan tidur tidak hanya menunjukkan adanya indikasi kelainan jiwa dini tetapi merupakan keluhan dari hamper 30% penderita yang berobat ke dokter.

3. Rasa aman

Adanya penurunan dari system organ dan kekuatan otot yang menurun meyebabkan lansia mudah untuk jatuh. Jatuh sering kali dialami oleh lanjut usia dan penyebabnya bias multifactor. Banyak factor yang berperan di dalamnya, baik factor intrinsic maupun factor ekstrinsik.
Dalam penelitian (Kane et al, 1994) di Amerika Serikat, lanjut usia yang mengalami patah tulang pangkal paha dan 5% akan mengalami perlukaan jaingan lunak. Perlukaan jaringan lunak yang sering yaitu subdural hematoma, memar, keseleo otot. Dinyatakan pula 5% lanjut usia yang jatuh akan mengalami patah tulang iga, humerus, dan pelvis.
Sistem sensorik beperan didalammya adalah penglihatan atau visus dan pendengaran. Semua gangguan atau perubahan pada mata akan menimbulkan gangguan pengihatan. Begitu pula gangguan pada telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran. Penyakit system saraf pusat seperti stroke dan Parkinson hidrosefalus tekanan normal sering diderita oleh lanjut usia dan menyebabkan gangguan fungsi system saraf pusat sehingga berespon tidak baik terhadap inut sensori. (Tinneti, 1992)
Factor yang benar-benar berperan besar terjadinya jatuh pada lanjut usia adalah musculoskeletal. Gangguan musculoskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis.
Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan bergerak, lngkah yang pendek-pendek, penurunan irama, kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan cenderung gampang goyah.
Penyebab jatuh ada 2 yaitu factor intrinsic dan factor ekstrinsik. Factor intrinsic antara lain :
a. Gangguan jantung dan sirkulasi darah
b. Gangguan system anggota gerak
c. Gangguan system susunan saraf
d. Gangguan penglihatan
e. Gangguan psikologis
f. Pengaruh obat-obatan yang dipakai
g. Vertigo
h. Infeksi telinga
i. Arthritis lutut
j. Sinkope atau pusing
k. Penyakit-penyakit sistemik
Selain factor-faktor yang diketahui, misalnya pengaruh makanan. Biasanya penyebab jatuh merupakan gabungan dari beberapa factor. Komplikasi yang sering terjadi pada lanjut usia yang jatuh adalah rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit, patah tulang, hematoma, kecacatan, dan meninggal.
Oleh karena itu, lanjut usia harus dicegah agar tidak jatuh dengan cara mengidentifiksi factor resiko, menilai, dan mengawasi keseimbangan dan gaya berjalan, mengatur serta mengawasi factor situasional. Pada prinsipnya mencegah terjadinya jatuh pada lanjut usia sangat penting dan lebih utama daripada mengobati akibatnya.









SEKSUALITAS PADA LANJUT USIA
Dengan semakin baiknya keadaan kesehatan masyarakat, maka penduduk usia lanjut semakin banyak di masyarakat. Mereka memerlukan perhatian khusus dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi pada usia lanjut. Mereka memerlukan penanganan khusus untuk meningkatkan kualitas hidup mereka sebagai manusia.
Salah satu masalah yang dialami oleh banyak orang pada lanjut usia ialah masalah seksual. Disfungsi seksual merupakan masalah yang umum dialami oeh kelompok usia lanjut, baik pria maupun wanita. Banyak kelompok usia lanjut yang merasa terganggu dengan disfungsi seksual yang dialaminya.
Di pihak lain, mereka mengalami hambatan psikis untuk berupaya mengatasi masalah itu. Hambatan psikis antara lain muncul karena sikap masyarakat yang menganggap tidak layak lagi pada usia lanjut mempermasalahkan fungsi seksual. Padahal sebagai manusia seksual walaupun berusia lanjut, wajar saja jika mereka mempermasalahkan fungsi seksual yang mereka rasakan menganggu. Masalah seksual memang dapat dialami oleh siapa saja dari kelompok usia manapun, dan mereka sangat memerlukan penanganan.
Dalam buku “Seks yang Membanggakan”, Prof. Dr. dr Wimpie Pangkahila SpAnd FAACS menjelaskan, masalah seksual pada lanjut usia disebabkan oleh factor fisik dan factor psikis yng bergabung menjadi satu. Factor fisik berupa kemunduran fisik karena usia yang terjadi pada semua bagian tubuh, khususnya yang berkaitan dengan fungsi hormone seks, pembuluh darah, dan saraf. Factor fisik yang menghambat fungsi seksual kerap muncul pada usia lanjut, seperti perasaan jemu dengan situasi sehari-hari khususnya dalam hubungan dengan pasangan, perasaan kehilangan kemampuan seksual dan daya tarik, perasaan kesepian, dan perasaan takut dianggap tidak wajar bila masih aktif dalam melakukan hubungan seksual.
Ada tiga penyebab mengapa kehidupan seksuall para lansi tidak harmonis. Pertama, komunikasi seksual diantara pasangan yang tidak baik. Kedua, pengetahuan seksual yang tidak benar. Ketiga, karena gangguan fungsi seksual salah satu maupun kedua pihak dikarenakan terjadi perubahan fisiologis maupun patologis.
Agar kualitas hidup tidak terganggu karena masalah seksual, maka setiap masalah disfungsi seksual harus segera diatasi dengan cara yang benar dan ilmiah. Yang perlu diperhatikan dalam penanganan disfungsi seksual adalah harus menentukan jenis disfungsi seksual yang tepat, mencari penyebabnya, dan memberikan pengobatan sesuai penyebab dan memperbaiki fungsi seksual.
Pada wanita, usia lanjut pada umumnya diidentikan dengan terjadinya menopause. Pada masa ini, masalah seksual sering terjadi yang berhubungan dengan masalah hormone esterogen dan progesterone. Kemunduran fisik yang terjadi pada diriya membawa yang bersangkutan pada kesimpulan bahwa kecantikan ataupun ketampanannya yang mereka miliki mulai menghilang. Ini baginya berarti kehilangan daya tariknya. Wanita biasanya lebih risu dan merasa tertekan karena keadaan tersebut sebab biasaanya wanita banyak dipuja orang karena kecantikan dan keindahan fisiknya. Tetapi tidak berarti bahwa pria pada masa ini tidak mengalai atau merasakan hal-hal yang serupa. Pada pria yang sedng mengalami proses menua, tetap menginginkan dirinya menarik bagi lawan jenisnya.
Pada pria lanjut, tidak ada suatu proses yng berhenti seperti pada wanita yang mengalami menopause. Tetapi pada pria dengan usia lanjut juga mengalami penurunan fungsi seksual yang acapkali menimbulkan masalah seksual.
Penurunan hormone seks, khususnya testosterone baik pada pria maupun wanita tidak semata-mata hanya menimbulkan disfungsi seksual. Dalam kaitannya dengan kualitas hidup, menurunnya hormone testosterone seperti juga hormone yang lain dapat menurunkan kualitas hidup. Selanjutnya kualitas hidup yang menurun dapat menimbulkan akibat buruk dalam berbagai aspek kehidupan. Berkaitan dengan perasaan kehilangan daya tariknya ada gejala-gejala yang terlihat dalam bidang seks. Pria dan wanita pada masa akhir dewasa akan memasuki apa yang dinamakan klimakterium, perubahan-perubahan dalam keseimbangan hormonal yang menyebabkan berkurangnya dorongan seks.
Pada pria proses tersebut biasa terjadi secara lambat laun dan tidak disertai gejala-gejala psikologis yang luar biasa, kecuali sedikit kemurungan dan rasa lesu serta berkurangnya kemampuan seksualitasnya. Terdapat pula penurunan kadar horon testosterone. Pada waita terjadi menopause. Menopause terjadi pada keadaan yang kadang-kadang mengambil waktu dalam dua tahun. Hal ini disebabkan faal dari kandung telur lambat laun mulai berkurang, sampai dengan berhenti fungsi sama sekali.
Gejala-gejala yang sering timbul pada menopause meliputi :
1. Gangguan pada haid, haid menjadi tidak teratur, kadang-kadang terjadi perdarahan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.
2. Gelombang rasa panas, kadang-kadang timbul rasa panas pada muka, leher, dan dada bagian atas, disusul dengan keluarnya keringat yang banyak. Perasaan panas ini berlangsung beberapa detik saja, namun bias juga berlangsung hingga 1 jam.
3. Gejala-gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, mudah sedih, cepat marah, mudah tersinggung, gugup, dan mental yang kurang mantap.
4. Fatigue, yaitu ras lelah yng diakibatkan berhenrinya fungsi ovarium. Tetapi tidak semua rasa lelah dapat diartikan sebagai tanda menopause.
5. Keadaan artrofi
6. Rasa gatal-gatal pada genitalia.
7. Sakit-sakit yang bias dirasakan seluruh badan.
8. Pusing atau sakit kepla.
9. Keluhan sulit tidur.
10. Perubahan pada gairah seksual, yang ini disebabkan oleh pengaruh hormonal dan pengaruh psikis. Adanya wanita yang mengalami menopause menafsirkan sebaai kehilangan fungsinya sebagai wanita karena ia tidak dapat lagi memberikan anak.
11. Berubahnya libido
Dengan demikian dapat dilihat bahwa kerisauan menghadapi masa tua sering kali juga menyangkut kehidupan seksualnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar