Rabu, 29 September 2010

askep artritis reumatoid

A. PENGERTIAN
Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia yaitu gerontology, geriatric, dan keperawatan gerontik. Gerontology berasal dari kata geros dan logos yang artinya ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai factor-faktor yang menyangkut usia lanjut.
Geriatric nursing adalah spesialisasi keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan perannya pada tiap tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatn fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif. (Wahyudi Nugroho. Keperawatan Gerontik Edisi 2)

B. TUJUAN GERIATRI
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lanjut usia pada taraf setingi-tinginya sehingga terhindar dari segala penyakit dan gangguan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik dan mental.
3. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnose yang tepat dan dini bila mereka menjimpai kelainan tertentu.
4. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lanjut usia menderita suatu penyakit masih dapat mempertahankan kebebasan semaksimal mungkin tanpa perlu suatu pertolongan.
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. PENGERTIAN
Arthritis rheumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang beragai system organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan ikat difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabnya. (Sylvia A. Price. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.2005 : 1385)
Rheumatoid arthritis adalah salah satu jenis polioartritis inflamasi yang ditandai oleh perjalanan klinik yang bervariasi tetapi biasanya disertai eksaserbasi dan remisi dari rasa nyeri serta pembengkakan sendi yang sering menimbulkan deformitas yang progresif. (Paruhum U.T. Siregar. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. 2002 : 440)

B. PATOFISIOLOGI
1. ETIOLOGI
Penyebab arthritis rheumatoid masih belum diketahui walaupun banyak hal mengenai patogenesisnya telah terungkap. Penyakit ini tidak dapat ditunjukkan memiliki hubungan pasti dengan genetic. Terdapat kaitan dengan penanda genetic seperti HLA-Dw4 dan HLA-DR5 pada orang Kaukasia.
2. PROSES PENYAKIT
Destruksi jaringan sendi terjadi melalui dua cara. Pertama adalah destruksi pencernaan oleh produksi protease, kolagenase, dan enzim-enzim hidrolitik lainnya. Enzim-enzim ini memecah kartilago, ligament, tendon, dan tulang pada sendi serta dilepaskan bersama dengan radikal oksigen dan metabolic asam arakidonat oleh leukosit polimorfonuklear dalam cairan synovial. Proses ini disuga adalah bagian dari respon auto imun terhadap antigen yang diproduksi secara local.
Destruksi jaringan juga terjadi melalui kerja panus rheumatoid. Panus merupakan jaringan granulasi vascular yang terbentuk dari sinovium yang meradang kemudian meluas ke sendi. Disepanjang pinggir panus terjadi dstruksi kolagen dan proteoglikan melalui produksi enzim oleh sel di dalam panus tersebut.(Sylvia A. Price. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. 2005 : 1386)
3. KOMPLIKASI
Arthritis rheumatoid dapat menyababkan anemia normositik normokrom melalui pengaruhnya pada sumsum tulang. Anemia ini tidak berespon terhadap pengobatan anemia yang biasa dan dapat membuat seseorang cepat lelah. Seringkali juga terdapat anemia defesiensi besi sebagai akibat pemberian obat-obatan untuk peyakit ini.
4. MANIFESTASI KLINIS
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada seorang arthritis rheumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yan bersamaan oleh karena penyakit ini mempunyai gambaran klinis yang sangat bervariasi.
a. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun, dan demam. Terkadang kelelahan dapat terjadi dengan hebatnya.
b. Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer termasuk sendi-sendi ditangan.
c. Kekakuan di pagi hari, dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi.
d. Arthritis erosive, peradangan sendi yang kronis mengakibatkan erosi di tepi tulang.
e. Nodul-nodul rheumatoid, lokasi yang paling sering adalahbursa olekranon atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan.
f. Manifestasi ekstra artikular

C. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan arthritis rheumatoid didasarkan pada pengetian patofisiologi penyakit ini. Tujuan utama dari program pengobatan adalah :
1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan.
2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal pada pasien.
3. Untuk mencegah dan memperbaiki deformitas.
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan pendidikan kesehatan yang cukup kepada pasien dan keluarganya. Istitahat menjadi begitu penting karena arthritis rheumatoid biasanya disertai rasa lelah yang hebat. Latihan-latihan yang spesifik mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit serta kompres panas pada sndi yang sakit dan bengkak ddapat mengurangi nyeri.
Tidak dibutuhkan diit khusus pada penderita arthritis rheumatoid. Prinsip umumnya adalah peberian diit yang seimbang. Terapi pengobatan adalah bagian penting dari seluruh program penatalaksanaan penyakit ini. Pemberian obat yang utama pada arthritis rheumatoid adalah dengan obat-obatan AINS. Pemberian obat lain baru menjadi indikasi apabila AINS tidak dapat mengendalikan nyeri. Pada kelompok ini tercakup senyawa emas, antimalaria, penisilamin, azatioprin, dan metotreksat.

D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Kaji citra diri pasien yang berhubungan dengan perubahan musculoskeletal dan tetapkan apakah pasien mengalami keletihan yang tidak lazim, kelemahan umum, nyeri kaku pada pagi hari, demam atau anoreksia, kaji system kardiovaskular, pulmonal, serta renal.
Kaji persendian dengan pengamatan, palpasi, penyelidikan adanya nyeri tekan, bengkak, dan kemerahan pada sendi yang terkena. Kaji mobilitas sendi, batasan gerak, dan kekuatan otot.
Fokuskan pada pengidentifikasian masalah dan factor-faktor pasien. Kaji kepatuhan terhadap pengobatan dan penatalksanaan diri. Kumpulan informasi mengenai pemahaman pasien, motivasi, pengetahuan, kemampuan koping, pengalaman masa lalu, persepsi, dan ketakutan yang tidak diketahui.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi, kerusakan jaringan, dan immobilitas sendi.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerakan sendi.
3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan ketergantungan fisik dan psikologis dari penyakit kronis dan kehilangan kebebasan.

F. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnose 1
Nyeri berhubungan dengan inflamasi, kerusakan jaringan, dan immobilitas sendi
Tujuan : nyeri hilang atau berkurang
KH : klien melaporkan nyeri hilang atau berkurang, skala nyeri 0-1, tampak ekspresi wajah relaks.
Rencana Tindakan
1. Kaji skala nyeri.
2. Anjurkan untuk melakukan teknik distraksi dan relaksasi.
3. Anjurkan mengompres panas pada daerah sendi yang nyeri.
4. Tetapkan regimen latihan untuk mempertahankan mobilitas sendi.
5. Berikan tindakan yang dapat memberikan rasa nyaman.

Diagnosa 2
Kerusakan mobilitas sendi berhubungan dengan keterbatasan gerakan sendi
Tujuan : kerusakan mobilitas sendi teratasi
KH : klien dapat beraktivitas secara mandiri
Rencana Tindakan
1. Hilangkan nyeri yang menetap dan kekakuan pada pagi hari.
2. Bantu dan ajarkan latihan rentang gerak aktif.
3. Kembangkan rencana latihan di pagi hari.
4. Dorong aktivitas perawatan diri.
5. Perhatikan periode istirahat terencana.
6. Pertahankan lingkungan yang aman.
Diagnosa 3
Gangguan konsep diri berhubungan dengan ketergantungan fisik dan psikologis dari penyakit kronis dan kehilangan kebebasan.
Tujuan : gangguan kosep diri teratasi
KH : klien dapat mengekspresikan perasaannya, dan mau menerima keadaannya.
Rencana Tindakan
1. Coba untuk memahami reaksi emosional pasien terhadap penyakit.
2. Beri semangat untuk melakukan komunikasi sehingga pasien dan keluarga dapat mengungkapkan perasaan, persepsi, dan ketakutannya yang berhubungan dengan penyakit.
3. Beri dorongan pada keluarga dan pasien agar patuh terhadap program penatalaksanaan.
4. Tingkatkan perawatan diri dan libatkan dalam perencanaan keperawatan.
5. Anjurkan untuk mengungkapkan rasa takut.
6. Dorong kemandirian pasien dan berikan reinforcement positif.
7. Diskusikan tentang pembatasan, dan perubahan gaya hidup, berikan empati, dan pemahaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar